Sampah Rumah Tangga Yang Termasuk Limbah Non B3 Seperti Gambar Di Bawah Ini Adalah

Sampah Rumah Tangga Yang Termasuk Limbah Non B3 Seperti Gambar Di Bawah Ini Adalah

Sampah B3 dari Sumber Tidak Spesifik

Jika sampah B3 sumber spesifik biasanya ditemukan di fasilitas kesehatan, berbeda dengan sampah B3 sumber tidak spesifik yang bisa saja ada di rumah kita setiap hari. Sampah B3 jenis ini biasanya berasal dari kegiatan industri yang berkaitan dengan pemeliharaan, pengemasan, pencegahan korosi dan pelarutan kerak. Contohnya seperti aki, baterai bekas, limbah resin, kemasan bekas, oli bekas, dan sampah elektronik.

Pengertian Sampah Rumah Tangga

Di dalam KBBI, sampah dimaknai sebagai segala sesuatu yang sudah habis nilai gunanya. Sedangkan rumah tangga adalah kegiatan yang berhubungan dengan urusan di dalam rumah. Jadi, sampah rumah tangga adalah segala sesuatu yang sudah habis nilai gunanya setelah dimanfaatkan oleh kegiatan sehari-hari di dalam rumah.

Sedangkan menurut Undang-undang No.18 tahun 2008, sampah rumah tangga bisa berarti sampah yang berasal dari kegiatan sehari- hari dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik.

Sampah B3 dari Sumber Spesifik

Sampah B3 jenis ini berasal dari industri yang sudah jelas atau spesifik, seperti industri kesehatan dan laboratorium. Artinya, limbah dari kegiatan industri ini akan menjadi limbah infeksius dan termasuk sampah B3 sumber spesifik. Dan jenis sampah ini akan dibedakan lagi menjadi dua, yakni umum dan khusus. Contoh sampah B3 sumber spesifik umum adalah limbah karbon aktif, asam kromat bekas, dan proses tanning. Sedangkan sampah B3 sumber spesifik khusus bisa berupa slag timah putih, copper slag, nikel slag dan lainnya.

Bahaya Sampah B3 Rumah Tangga bagi Kesehatan

Semua produk industri yang mengandung bahan kimia berbahaya dan berpotensi menjadi sampah B3 wajib diberi label informasi. Melansir dari laman Department of Toxic Substance Control California, ada tujuh simbol yang menandakan bahwa barang tersebut berbahaya. Simbol tersebut biasanya dicetak di kemasan atau tertempel pada barang. Dengan mengetahui simbol ini, kita bisa mengetahui risiko apa saja yang bisa muncul jika barang/produk tersebut tidak digunakan dengan benar.

Misalnya sampah b3 rumah tangga seperti detergent yang mengandung surfaktan yang bisa mengurangi kemampuan berkembangbiak organisme air dan menyebabkan menurunnya kualitas air. Jika kualitas air menurun, tidak hanya memengaruhi keseimbang alam saja, tapi juga bisa memengaruhi kesehatan manusia.

Baterai bekas juga berbahaya jika berkontak langsung dengan manusia. Kandungan unsur timah dan asam sulfat pada baterai dapat menyebabkan gangguan pernapasan, gangguan otak, gangguan kehamilan hingga impotensi.

Jika terpapar kandungan kimia dari sampah B3 terus menerus, dapat mengakibatkan keracunan akut. Kondisi keracunan akut tersebut dapat mengganggu fungsi otak, susunan saraf dan jantung.

Dalam jangka panjang, kandungan racun dalam sampah jenis ini dapat menyebabkan kelainan pada pembuluh darah, ginjal dan darah. Risiko terburuknya adalah kematian.

Agar terhindar dari bahaya sampah B3 tersebut, penting untuk memahami jenis dan cara mengelolanya. Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No. 101 tahun 2014, disebutkan jika sampah B3 dibedakan berdasarkan sumbernya, menjadi tiga jenis, yaitu:

Sampah B3 Kedaluwarsa

Jenis sampah B3 yang terakhir adalah sampah B3 yang kedaluwarsa atau tumpah, dan bekas kemasan B3. Contohnya adalah methanol, metapirilen, timbal suabsetat, dan lainnya. Sampah ini jarang ditemukan di rumah tanggal.

Sampah Medis Rumah Tangga

Beberapa sampah medis, seperti obat-obatan, bekas plester, tisu yang terkena darah, dan masker bekas merupakan contoh sampah B3 yang tanpa disadari sering dibuang sembarangan. Terutama banyak terjadi pada saat pandemi beberapa waktu lalu.

Masih banyak masyarakat yang kurang memahami bahwa kategori sampah di atas tidak seharusnya dibuang bercampur ke dalam sampah umum. Karena berpotensi membahayakan kesehatan lingkungan juga kesehatan para operator atau petugas persampahan.

Dalam UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, telah diatur tata cara pengelolaan sampah medis, di mana penanganannya perlu menggunakan teknik “2P2S”, yaitu Proses, Pilah, Simpan, dan Salur. Teknik ini akan memisahkan sampah medis dari sampah umum sehingga mencegah potensi kontaminasi yang bisa terjadi.

Tidak hanya daftar di atas, masih ada sampah rumah tangga kategori B3 lainnya yang seringkali dibuang sembarangan. Contohnya seperti, bohlam lampu, kabel, sampah elektronik, botol spray bekas, dan tusuk sate.

Sisa Cairan Pembersih

Salah satu sampah atau limbah yang hampir selalu ditemukan dari rumah tangga adalah sisa cairan pembersih, seperti sabun, sampo, sabun cuci, dan deterjen. Sesuai dengan wujudnya, sampah B3 rumah tangga ini masuk ke dalam kategori limbah cair domestik yang ternyata dapat mengganggu kesehatan air jika tidak ditangani dengan benar.

Limbah cair sisa pembersih umumnya mengandung nitrogen dan harafoslor yang dapat merangsang pertumbuhan fitoplankton atau alga. Kandungan tersebut merupakan bagian dari zat eutrofikasi yang baik dalam meningkatkan produktivitas perairan. Sayangnya, jika kuantitasnya berlebihan dapat memicu timbulnya blooming alga dan dapat merugikan kehidupan organisme yang ada di suatu perairan.

Dikutip dari LIPI, eutrofikasi sendiri merupakan proses pengkayaan nutrisi dan bahan organik dalam air atau pencemaran air yang disebabkan munculnya nutrisi yang berlebihan ke dalam ekosistem perairan. Air dikatakan tercemar apabila ada pengaruh atau kontaminasi zat organik maupun anorganik. Sebabnya pun bisa oleh banyak hal, salah satunya adalah limbah sisa pembersih seperti deterjen, sabun, sampo yang bertumpuk dan mencemari.

Belajar Pengelolaan Sampah

Faktanya, ada beragam jenis sampah yang hadir di lingkungan rumah. Bukan hanya harus belajar mengelola sampah organik dan anorganik, kita juga setidaknya mesti tau jenis-jenis sampah lainnya, terutama yang perlu ditangani secara khusus, seperti kategori sampah B3 rumah tangga.

Waste4Change menyediakan sarana belajar atau edukasi mengenai dunia persampahan melalui layanan Akademi Bijak Sampah (AKABIS). Demi melihat lebih dekat dunia pengelolaan sampah, Waste4Change menawarkan program berbasis pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman di seluruh Indonesia melalui 3 program utama, yaitu: AKABIS Class, AKABIS Workshop, dan AKABIS Xperience.

Melalui kegiatan ini, diharapkan akan ada lebih banyak lagi orang yang meningkat kesadarannya mengenai pentingnya menjaga lingkungan, terutama mengenai pengelolaan sampah yang bertanggung jawab. Ketahui lebih lanjut layanannya di sini.

Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!

TEMPO.CO, Jakarta - Sampah rumah tangga adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari manusia. Namun, seringkali kita tidak menyadari betapa pentingnya memahami, mengelola, dan mendaur ulang sampah rumah tangga dengan benar.

Pengertian Sampah Rumah Tangga

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Law Insider, sampah rumah tangga dapat didefinisikan sebagai segala jenis limbah yang dihasilkan dari aktivitas sehari-hari di rumah tangga. Hal ini meliputi limbah berukuran besar, mainan taman, dan limbah material bangunan dari proyek mandiri di rumah.

Perlu dicatat bahwa sampah rumah tangga tidak sama dengan sampah organik seperti sisa makanan yang termasuk dalam kategori sampah dapur. Dalam beberapa kasus, pengertian sampah rumah tangga dapat disesuaikan oleh pihak berwenang untuk melayani pelanggan dengan lebih baik.

Sampah rumah tangga meliputi berbagai jenis limbah, seperti kertas, majalah, kemasan, kontainer, serpihan, dan akumulasi bahan lainnya yang timbul dari aktivitas rumah tangga.

Apa yang Termasuk dalam Sampah Rumah Tangga

Sampah rumah tangga dapat mencakup berbagai jenis limbah barang yang tidak diinginkan atau tidak dapat digunakan lagi, seperti kasur tua, perabotan, atau peralatan listrik yang rusak, termasuk:

Apa yang Harus Dilakukan dengan Sampah Rumah Tangga

Dikutip dari Gov.uk, untuk mengelola sampah rumah tangga dengan benar, langkah-langkah berikut dapat diambil.

Sampah rumah tangga adalah masalah yang tidak dapat dihindari, tetapi dengan kesadaran dan tindakan yang tepat, kita dapat mengurangi dampak negatifnya pada lingkungan dan menciptakan gaya hidup yang lebih berkelanjutan.

This study aims to look at the form of the implementation of environmental education in the form of utilization of household waste (inorganic). nvironmental education is a process arbitrarily person to conduct environmental stewardship for sustainable survival. The increasing volume of waste requiring serious treatment of the waste management. Waste management does not use methods and techniques that are environmentally friendly waste management than would be a negative impact on health will also be very disruptive both residential environmental preservation, forest, rice fields, rivers and oceans. One of the forms of waste is household waste in the form of garbage anorgnik. This litter is very dangerous for health and the environment because it is made from inorganic sources of non-renewable natural and contains no chemicals, but its existence is only glimpsed one eye. Utilization of inorganic waste is one that can be done by the whole society to preserve the environment. This research is a descriptive study and a review of the literature. This study hopes to sustainable environmental education is expected to contribute knowledge to all levels of society on the importance of inorganic waste.

utilization of household waste, inorganic waste, implementation, environmental education

Azwar Azrul. 1986. Pengantar Ilmu kesehatan Lingkungan. Jakarta: Mutiara Sumber Widya.

Ismoyo IH. 1994. Kamus Istilah Lingkungan. Jakarta: PT. Bina Rena Pariwara.

Miles. Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Diterjemahkan oleh tjetjep rohendi. Jakarta: Universitas Indonesia.

Moleong. L. J. 2004. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nitikesari, Putu Ening. 2005. Analisis Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Penanganan Sampah Secara Mandiri di Kota Denpasar. Tesis Magister Program Pascasarjana Universitas Udayana, Denpasar.

Sutopo, Heribetus. 1988. Pengantar Penelitian Kualitatif Dasar Teorotis dan Praktis. Surakarta: Pusat Penelitian UNS.

Sutoyo, Bagong. 2013. Fenomena gerakan mengolah sampah. Jakarta: Pusat Komunikasi publik kementrian pekerjaan umum.

Tim Penulis PS. 2008. Penanganan pengolahan sampah. Jakarta: Penebar Swadaya.

Undang-Undang No.23 Tahun.1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

https://www.google.co.id/search?q=definisi+limbah&hl=id#hl=id&q=definisi+sampah&s

tart=10. 6 Agustus 2013.

Sampah rumah tangga, bukankah hal itu sudah sangat familiar dengan kehidupan kita? Pernahkah kamu bertanya tentang apa sebenarnya pengertian sampah rumah tangga? Apakah sampah anorganik termasuk? Lalu apa bedanya dengan sampah-sampah yang lain? Untuk menjawab kebingungan itu, simak lebih lengkapnya dalam ulasan di bawah ini! Termasuk tentang beragam jenisnya.

Sampah B3 Rumah Tangga yang Masih Sering Dibuang Sembarangan

Produk industri yang mengandung bahan kimia beracun dan berbahaya serta berpotensi menjadi sampah B3 wajib diberi label informasi dan cara penanganannya. Sayangnya, masih banyak sekali masyarakat yang menangani sampah B3 rumah tangga mereka dengan cara yang tidak tepat.

Alasannya beragam, mulai dari tidak mengetahui cara yang benar, tidak mengetahui dampak yang dapat membahayakan, atau tidak ingin repot dan kesusahan. Ketahui daftar barangnya berikut ini.

Baterai menjadi benda pendukung yang penting ada ketika menggunakan barang elektronik di rumah. Umumnya punya durasi masa pakai yang tidak lama dan perlu diganti dalam kurun waktu tertentu. Namun, baterai menjadi salah satu sampah b3 rumah tangga yang seringkali dibuang asal-asalan ketika sudah habis dipakai.

Terdapat dua jenis baterai yang banyak digunakan, yaitu baterai primer sekali pakai dan baterai sekunder yang bisa diisi ulang. Baterai primer mengandung Zinc-carbon, campuran MnO2, (Mangan Dioksida), serbuk karbon, dan NH4Cl (Ammonium Klorida). Sedangkan dalam baterai sekunder terkandung kadmium, nikel, lithium ion, dan alkaline (potassium hidroksida).

Kandungan logam berat di atas dapat sangat berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan. Hal yang bisa terjadi adalah tanaman menjadi rusak juga, mencemari rantai makanan, dan menimbulkan penyakit di dalam tubuh.

Rutin mengganti oli dapat membantu menjaga kondisi mesin kendaraan tetap dalam kondisi yang baik. Bisa dilakukan dengan bantuan mekanik di bengkel maupun secara mandiri. Namun, tidak banyak orang yang sadar bahwa oli bekas merupakan sampah b3 rumah tangga yang perlu cara tepat dalam membuangnya.

Dilihat dari kandungannya, oli kendaraan terdiri dari campuran bahan kimia aditif, hidrokarbon, asam korosif, logam berat yang bersifat karsinogenik, serta sisa-sisa hasil bakaran kendaraan yang sifatnya deposit. Kandungan tersebut dapat berbahaya bagi tubuh juga meninggalkan efek negatif apabila dibuang sembarangan, salah satunya jika dibuang ke sungai.

Salah satu sungai yang terlanjur tercemar oleh sampah oli bekas pakai adalah Sungai Awang di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Sungai ini nampak sangat kotor, berbau menyengat, dan berwarna hitam pekat. Belum diketahui dari mana cemaran oli bekas ini berasal. Oleh karena itu, aliran sungai ini tidak dapat lagi dijadikan sumber kehidupan bagi warga sekitar.

Mulai dari cat dinding, cat kendaraan, cat kayu, dan cat jenis lainnya merupakan sampah B3 rumah tangga yang mengandung bahan kimia. Komponen yang umum terkandung dalam cairan cat, di antaranya xylene, ethyl acetate, glycol, benzene, phenol, dan metilen klorida. Bahan-bahan tersebut merupakan kandungan kimia yang berbahaya dan beracun.

Cairan cat punya sifat yang mudah terbakar. Limbah cat biasa dihasilkan dari sektor industri seperti elektronik dan otomotif, serta sektor non industri seperti komersial dan residensial. Oleh karena kandungan logam beratnya punya konsentrasi yang cukup tinggi, maka perlu ditangani dan dikelola secara tepat dan aman.

Cara Tepat Tangani Sampah B3 Rumah Tangga

Oleh sebab sampah B3 memiliki potensi mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan manusia akibat kandungannya yang berbahaya dan beracun, maka penanganannya pun memerlukan teknik dan cara yang khusus.

Sampah baterai bekas dapat dibuang dengan cara mengumpulkannya ke dalam satu wadah khusus dan terpisah. Kemudian kirimkan ke pihak yang memiliki program pengelolaan limbah B3 atau sejenisnya, seperti Pemprov DKI Jakarta, E-Waste RJ, dan perusahaan pengelola sampah B3 lainnya.

Begitu juga dengan sisa oli bekas pakai, cat, bohlam lampu, perkabelan, botol spray, dan sampah medis rumah tangga. Pisahkan wadah pembuangannya dari tempat sampah umum, lalu serahkan kepada pengelola limbah B3 berizin yang terpercaya.